Menguak Tragedi 1998: Dampak Mengerikan Krisis Ekonomi Global di Indonesia - INFORMASINYA
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menguak Tragedi 1998: Dampak Mengerikan Krisis Ekonomi Global di Indonesia

Krisis finansial Asia tahun 1997-1998 merupakan salah satu babak tergelap dalam sejarah perekonomian modern Indonesia. Berawal dari gejolak mata uang di Thailand, gelombang krisis ini dengan cepat menyebar dan menggulung perekonomian nasional, menimbulkan dampak ekonomi, sosial, dan politik yang masif. Memahami tragedi ini penting untuk mengambil pelajaran berharga dalam menjaga stabilitas ekonomi negara.

1. Penyebab Utama: Mengapa Indonesia Begitu Rentan?

Krisis ini bukan hanya sekadar penularan regional. Indonesia memiliki kerentanan internal yang membuat dampaknya begitu parah:

  • Tingginya Utang Luar Negeri Swasta: Banyak perusahaan swasta meminjam dalam mata uang Dolar AS tanpa memitigasi risiko nilai tukar. Ketika Rupiah anjlok, beban utang mereka melonjak drastis dan tidak mampu dibayar (kredit macet).

  • Depresiasi Rupiah yang Drastis: Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS terdepresiasi sangat tajam, dari sekitar Rp2.450 per Dolar AS pada Juni 1997, sempat mencapai puncaknya di atas Rp17.000 (meski kemudian agak membaik, namun tetap tinggi). Penurunan ini membuat harga barang impor, termasuk bahan baku industri, melambung tinggi.

  • Sistem Perbankan yang Rapuh: Banyak bank saat itu memiliki masalah likuiditas dan manajemen risiko yang lemah, yang diperparah oleh kredit macet.

2. Dampak Ekonomi yang Menghancurkan

Dampak krisis 1998 terasa hampir di setiap sendi perekonomian:

Resesi Parah dan Inflasi Mencekik

  • Kontraksi PDB: Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia anjlok tajam, mengalami kontraksi hingga sekitar 13,1% pada tahun 1998, penurunan terbesar dalam sejarah modern Indonesia.

  • Inflasi Melambung: Kenaikan harga barang impor akibat depresiasi Rupiah memicu inflasi yang tak terkendali (mencapai 65% pada 1998), membuat daya beli masyarakat menurun drastis.

  • Kebangkrutan Massal: Ribuan perusahaan, terutama yang sangat bergantung pada bahan baku impor atau memiliki utang luar negeri, gulung tikar karena tak mampu menanggung beban biaya dan utang.

Krisis Kepercayaan dan Investasi

  • Kredit Macet Perbankan: Seluruh bank di Indonesia menghadapi masalah kredit macet yang serius, membuat pemerintah harus melakukan restrukturisasi besar-besaran, termasuk likuidasi beberapa bank.

  • Hilangnya Kepercayaan Investor Asing: Investor asing beramai-ramai menarik modalnya dari Indonesia, memperburuk kondisi pasar keuangan.

3. Dampak Sosial dan Politik yang Mengubah Sejarah

Selain kerusakan ekonomi, krisis moneter 1998 juga memicu gejolak sosial dan politik yang bersejarah:

  • Peningkatan Pengangguran dan Kemiskinan: Banyaknya perusahaan yang bangkrut menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal, meluasnya pengangguran, dan peningkatan tajam angka kemiskinan.

  • Kenaikan Harga Bahan Pokok: Melonjaknya harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula menimbulkan keresahan dan kemarahan publik.

  • Kerusuhan Sosial dan Reformasi: Kemarahan masyarakat memicu demonstrasi besar-besaran dan kerusuhan di berbagai kota (terutama Kerusuhan Mei 1998), yang akhirnya berujung pada tuntutan reformasi dan Jatuhnya Rezim Orde Baru setelah 32 tahun berkuasa.

4. Pelajaran dari Krismon 1998

Krisis 1998 menjadi pengingat pahit akan pentingnya tata kelola ekonomi yang sehat. Sejak saat itu, Indonesia melakukan berbagai reformasi, terutama di sektor perbankan dan kebijakan utang luar negeri, untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih tahan guncangan.



Blogsmart
Blogsmart mengupas seputaran dunia informasi bidang desain dan lainnya

Posting Komentar untuk "Menguak Tragedi 1998: Dampak Mengerikan Krisis Ekonomi Global di Indonesia"